Wali Kota London Sadiq Khan Cetak Sejarah Menang Masa Jabatan Ketiga

LONDON (Associated Press) — Wali Kota London Sadiq Khan punya segudang pekerjaan yang harus dibereskan. Khan, yang mencetak sejarah pada Sabtu (4/5) karena menjadi wali kota pertama yang terpilih untuk masa jabatan ketiga, telah berjanji akan membersihkan  Sungai Thames hingga bisa dipakai untuk berenang. Polusi di Sungai Thames bukan isu kampanye utama, tapi hal itu adalah tujuan yang berani mengingat jalur air tersebut dinyatakan mati secara biologis tidak lama sebelum kelahiran Khan di London pada 1970 dan mengalir sebagai semacam saluran pembuangan terbuka ketika hujan deras mengguyur sistem perpipaan kuno London. Menjinakkan Sungai Thames bukanlah kali pertama Khan berenang melawan arus. Narasinya dibangun untuk mengatasi rintangan. Seperti yang sering Khan tekankan, dia adalah putra seorang sopir bus dan penjahit dari Pakistan. Ia dibesarkan di apartemen perumahan umum dengan tiga kamar tidur bersama tujuh saudara kandung di London Selatan. Dia menempuh pendidikan di sekolah yang keras dan melanjutkan belajar hukum. Dia adalah seorang pengacara hak asasi manusia sebelum terpilih menjadi anggota Parlemen pada 2005 sebagai anggota Partai Buruh kiri-tengah, mewakili wilayah tempat dia dibesarkan. Pada 2016, ia menjadi pemimpin Muslim pertama di negara-negara Barat, mengalahkan lawannya yang kampanye wali kotanya, menurut Patrick Diamond, seorang profesor kebijakan publik di Queen Mary University of London, “setidaknya agak Islamofobia.”  “Hal ini dilihat sebagai penegasan terhadap dirinya dalam hal statusnya sebagai politisi Muslim terkemuka, tetapi juga sebagai penegasan London dalam hal keberagaman, liberalisme, dan kosmopolitanismenya,” kata Diamond. “Hal ini penting bagi negara yang secara historis tidak memiliki rekam jejak yang kuat dalam hal keberagaman politisi seniornya.” Khan telah menghadapi diskriminasi halus dan terbuka sepanjang kariernya karena etnis dan agamanya. Beberapa kecaman paling tajam datang dari Donald Trump. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu yang berseteru dengan Khan sejak dia menyerang janji kampanye Trump pada 2015 yang melarang umat Islam memasuki Amerika Serikat. Saat berkampanye di Wisconsin, Rabu (1/5), Trump mengatakan London dan Paris “tidak lagi dikenali” setelah mereka “membuka pintu untuk jihad.” Khan, yang menyebut Trump sebagai “wajah rasisme,” merespons dengan mengatakan pemilu pada Kamis (2/5) adalah kesempatan untuk “memilih harapan dibandingkan rasa takut dan persatuan dibandingkan perpecahan.” “Salah satu hal yang dia lakukan dengan sangat baik, dan saya menantang siapa pun yang tidak setuju dengan hal ini, adalah mewakili komunitas London yang berbeda dan beragam,” kata Jack Brown, dosen studi London di King's College London. “Dia tidak melakukan segalanya dengan benar, tapi dia bisa menyatukan berbagai komunitas.” Khan, yang mendahului Partai Buruh nasional dalam menyerukan gencatan senjata di Gaza, telah menerima banyak kritikan terhadap demonstrasi besar-besaran pro-Palestina di kota tersebut sejak perang Israel-Hamas. Namun, kata Brown, dia juga dikenal karena menentang antisemitisme dan membangun hubungan dengan para pemimpin Yahudi. Meski sukses dalam pemilu, Khan bukanlah wali kota yang sangat populer. Dia dituding atas banyak masalah, banyak di antaranya berada di luar kendalinya. Wali Kota London tidak mempunyai kewenangan seperti wali kota di Paris atau New York karena kekuasaannya dibagi ke-32 wilayah dan distrik keuangan di kota tersebut. Masa jabatannya dibayangi oleh berbagai krisis. Pertama, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, yang melemahkan industri jasa keuangan yang berkembang pesat di London, dan kemudian pandemi COVID-19, yang menyebabkan krisis biaya hidup. Khan menyebut langkah-langkah yang dia lakukan seperti membekukan tarif kereta api dan bus serta menyediakan makanan gratis untuk semua siswa sekolah dasar adalah salah satu pencapaian terbesarnya. Khan telah menangkis banyak kritik dengan menyalahkan pemerintahan Konservatif yang telah menghambat rencananya. Dia mengatakan proyeksi kemenangan Partai Buruh dalam pemilu nasional akhir tahun ini akan mengubah nasibnya. “Sudah terlalu lama kita memiliki pemerintahan yang tampaknya anti-London, yang berpikir bahwa cara untuk menyamakan kedudukan negara kita, adalah dengan menjadikan London lebih miskin,” kata Khan kepada The Associated Press. Khan juga telah dikritik oleh para penentangnya karena meningkatnya kejahatan – khususnya insiden yang melibatkan penikaman. Dia menanggapinya dengan menjanjikan lebih banyak dukungan untuk program-program yang melibatkan generasi muda untuk mencegah kejahatan, sambil di sisi lain menyalahkan pemotongan dana pemerintah. Khan, yang telah menjadikan pembersihan polusi udara di London sebagai misi pribadinya sejak ia menderita asma saat dewasa, menganggap upaya tersebut sebagai salah satu pencapaian terbesarnya. Membuat Sungai Thames dapat digunakan untuk berenang pada dekade berikutnya akan memperluas misinya dari udara bersih ke air bersih. Brown mengatakan hal ini mungkin merupakan pencapaian yang lebih nyata – mengingat polusi udara sering kali tidak terlihat – tetapi hal ini mungkin bukan sesuatu yang bisa memenangkan hati banyak pemilih. [ft]